Terkini

Otak Rusak karena Porno? Ini Bukan Mitos

Foto: Inilah.com

BIDIKIN.COM –
Mendengar kata “pornografi”, apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu? Mungkin hal-hal negatif yang berbau seks, eksploitasi tubuh, atau sesuatu yang dianggap tabu. Tapi pernahkah kamu membayangkan bahwa konten semacam ini tidak hanya berdampak pada moral, tetapi juga bisa merusak sistem kerja otak secara nyata?

Pertanyaannya sederhana: bagaimana mungkin otak bisa rusak hanya karena menonton pornografi?

Untuk memahami jawabannya, kita perlu menyadari bahwa pornografi tidak selalu hadir dalam bentuk video saja. Ia bisa muncul dalam teks, gambar, suara, bahkan animasi. Semuanya dirancang untuk merangsang otak dan memicu lonjakan dopamin zat kimia yang memberi rasa senang dan “penghargaan” dalam otak. Lonjakan dopamin inilah yang membuat seseorang merasa nyaman, puas, dan ingin terus mengulang pengalaman tersebut.

Masalahnya, jika lonjakan ini terjadi terus-menerus, otak mulai beradaptasi. Ia menjadi "kebal", dan butuh rangsangan yang lebih kuat untuk merasakan efek yang sama. Inilah cikal bakal kecanduan. Sama seperti narkoba, pornografi juga menciptakan pola ketergantungan yang merusak keseimbangan kimiawi otak.

Lebih jauh lagi, kecanduan pornografi tidak hanya mengubah kimia otak, tetapi juga merusak struktur dan fungsinya. Penelitian menunjukkan bahwa kecanduan semacam ini dapat menyebabkan sindrom hipofrontal suatu kondisi dimana bagian depan otak (prefrontal cortex), yang bertanggung jawab atas kontrol diri, pengambilan keputusan, dan penilaian moral, mengalami penurunan fungsi. Perubahan ini bersifat patologis dan berdampak nyata dalam kehidupan: sulit berkonsentrasi, kehilangan motivasi, gangguan empati, hingga rusaknya kemampuan membangun hubungan sosial dan emosional.

Dengan kata lain, kerusakan otak akibat pornografi bukanlah mitos. Ini adalah realitas medis dan neurologis yang semakin tak terbantahkan.

Maka, menjauh dari pornografi bukan sekadar pilihan moral ini adalah bentuk perlindungan terhadap integritas otak dan kualitas hidup kita sendiri. Jangan anggap remeh kebiasaan menonton konten semacam ini. Sekali seseorang terperangkap dalam lingkaran candu, keluar bukanlah hal yang mudah.

Tegaslah pada diri sendiri: jauhi pornografi. Lindungi otakmu, jaga kendali hidupmu. Apa pun yang merusak sistem saraf dan merampas kebebasan berpikir sehat, pantas untuk ditolak sejak awal. 

Author: Hamidah Sukriah Dawami

0 Comments


Type and hit Enter to search

Close