![]() |
Aksi Massa yang sedang berda di depan pintu gerabang Kantor Bupati Banyumas. Sumber: LPM Obsesi |
Purwokerto – Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat Banyumas Raya turun ke jalan dalam aksi bertajuk “Banyumas Raya Marah” pada Sabtu (30/8/2025). Demonstrasi yang terpusat di depan Gedung Bupati dan DPRD lama Banyumas tersebut berujung ricuh hingga aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata.
Aksi ini diikuti oleh beragam kelompok, mulai dari organisasi kepemudaan (OKP), mahasiswa, pelajar, pengemudi ojek online (ojol), hingga masyarakat umum. Kehadiran ojol dalam barisan aksi turut menjadi perhatian. Salah satu pengemudi, Alex William, menyatakan alasan mereka ikut serta.
“Karena kami satu profesi, satu naungan. Jadi kami ikut berempati. Kalau membayangkan berada di posisi itu, rasanya pasti berat. Intinya solidaritas,” ujarnya.
Aksi dimulai dengan long march dari Kampus UIN Saizu sekitar pukul 14.20 WIB menuju gedung Bupati dan DPRD lama. Saat rombongan tiba, massa pelajar sudah memenuhi jalanan depan gedung. Suasana memanas ketika pagar besi gedung roboh akibat dorongan peserta aksi. Sampah, kayu, dan sisa bakaran tampak berserakan di lokasi.
Mahasiswa sempat berusaha menenangkan situasi dengan mengajak pelajar menjaga ketertiban. Namun akhirnya keduanya bergabung dalam satu barisan, menyampaikan orasi dan membakar ban di tengah jalan sebagai simbol perlawanan.
Koordinator lapangan kemudian membacakan lima tuntutan utama aksi, di antaranya:
1. Penolakan terhadap segala bentuk tindakan represif aparat.
2. Mendesak pencopotan Kepala Kepolisian RI sebagai bentuk tanggung jawab.
3. Menuntut pengusutan transparan atas tindakan represif aparat.
4. Mengutuk ucapan maupun sikap wakil rakyat yang tidak berpihak pada masyarakat.
5. Mendesak lahirnya kebijakan dan produk hukum yang memprioritaskan kesejahteraan rakyat.
Situasi sempat berjalan kondusif sekitar pukul 15.06 WIB. Namun, menjelang pukul 16.50 WIB, kericuhan pecah setelah terjadi pelemparan batu, botol, hingga petasan ke arah aparat. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata.
Bentrok pun tak terhindarkan. Massa berhamburan menyelamatkan diri, sebagian mengalami sesak napas, mata perih, hingga pingsan akibat paparan gas. Berdasarkan data terakhir yang diterima dari aliansi Mahasiswa Se-banyumas raya tercatat ada 40 orang yang ditangkap dan sudah bebas. Namun, 13 diantaranya yang diharuskan wajib lapor. Sementara itu, sekitar 100 orang lainnya mengalami luka dan mendapatkan penanganan langsung dilokasi saat berlangsung.
Oleh; Muhamad Saepul Saputra
0 Comments