Apakah Anda berusia 18–25 tahun? Jika iya, Anda sangat tepat membaca artikel ini.
Usia ini adalah masa paling krusial dalam hidup. Saatnya mengenal diri sendiri, membangun relasi, mengejar karier, dan mempersiapkan masa depan. Bukan waktunya sibuk menjaga hati seseorang yang belum tentu jadi teman hidup. Bukan saatnya mendewakan cinta, sementara cita-cita Anda justru terbengkalai.
Karier Setia. Cinta? Tidak Selalu.
Mari bicara jujur. Mana prioritas Anda: karier atau cinta?
Secara logika dan kenyataan, karier lebih menjanjikan daripada cinta. Karier tidak pernah selingkuh. Ia setia, tergantung seberapa keras Anda berjuang. Tapi cinta? Rentan berpaling. Apalagi saat ia bertemu seseorang yang dianggap lebih “sempurna” dari Anda.
Tak usah percaya penuh pada kalimat manis seperti:
"Aku janji nggak akan ninggalin kamu."
"Aku bakal setia nemenin kamu dari nol."
Saat dia sudah sukses, jangan kaget jika Anda justru ditinggalkan. Itulah fakta yang sering terjadi. Orang yang terlalu haus kasih sayang bisa terjebak dalam hubungan yang justru menghancurkan masa depannya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025, ada 7,28 juta pengangguran di Indonesia. Mayoritas dari mereka adalah usia muda (18–24 tahun). Kenapa? Karena banyak yang lalai mempersiapkan karier, dan mungkin saja karena terlalu sibuk dengan urusan asmara.
Kalau Anda terlalu fokus pada cinta, karier Anda bisa runtuh. Kesempatan emas di usia muda pun lewat begitu saja. Dan yang tersisa? Penyesalan.
Masalahnya tak berhenti di karier. Banyak remaja mengalami depresi, bahkan berakhir bunuh diri akibat putus cinta.
Data dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menyebutkan bahwa dari 2.112 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 2012–2023, sebanyak 46,6% dilakukan oleh remaja. Banyak dari mereka masih duduk di bangku SMA, saat mulai mengenal cinta dan kehilangan fokus hidup.
Ini bukan sekadar soal perasaan. Ini soal nyawa.
Fokuslah pada apa yang menjanjikan dan membangun. Kalau kamu sukses, kamu bisa memilih siapa pasangan yang pantas mendampingi. Tapi kalau hidupmu belum tertata, kamu justru akan “dipilih”—dan sering kali oleh orang yang salah.
"Jika seorang bajingan keparat yang datang kepadamu mungkin dirimulah yang mengundangnya”
Kualitas cinta ditentukan oleh kualitas diri. Maka bangunlah kualitasmu terlebih dahulu. Karier dan masa depan tidak bisa menunggu, tetapi cinta yang tepat bisa datang saat waktunya tiba—dan itu bukan sekarang.
Author : Hamidah Sukriah Dawami
0 Comments