Di ruang kelas sederhana,
sebatang kapur menipis bersama doa,
tangan yang lelah tetap menulis harapan
agar generasi esok tidak buta arah.
Di balik seragam yang lusuh,
ada jiwa yang teguh,
menghadirkan ilmu bukan demi upah,
melainkan demi cahaya
yang akan menerangi negeri.
Mereka berjalan menembus hujan,
melewati jalan tanah yang becek,
menyapa murid dengan senyum yang tulus,
meski perutnya kadang menahan lapar.
Sebab bagi mereka,
setiap huruf yang bisa dibaca anak bangsa
adalah kemenangan kecil bagi peradaban.
Namun terkadang terdengar pandangan keliru,
yang lupa betapa pentingnya peran seorang guru.
Ah, tidakkah kita ingat?
Bangsa besar lahir dari pelukan guru,
dari sabar yang tak pernah dihitung,
dari pengorbanan yang jarang disebut.
Guru bukanlah beban, guru adalah akar peradaban.
Mereka menanam tanpa pamrih,
agar kita bisa berdiri tegak di halaman masa depan.
Jika ada yang menghitung dengan angka,
maka biarlah bangsa ini menghitung dengan nurani.
Sebab nilai seorang guru
takkan pernah cukup dibayar rupiah,
karena ilmu yang mereka tabur
akan bersemi jauh melampaui usia mereka.
Mari kita hargai guru,
bukan dengan kata-kata manis belaka,
melainkan dengan penghormatan nyata
yang layak bagi pengabdian mereka.
Karya : Rahma Aurellia Zahra
0 Comments